SEKOLAH RENDAH ISLAM DARUL THULAB (PENDIDIKAN AGAMA DAN TAHFIZ AL QURAN)

SEKOLAH RENDAH ISLAM DARUL THULAB (PENDIDIKAN AGAMA DAN TAHFIZ AL QURAN)
SEKOLAH RENDAH ISLAM DARUL THULAB (PENDIDIKAN AGAMA DAN TAHFIZ AL QURAN)

BERSAMA KITA MELAHIRKAN GENERASI BERILMU DAN BERAMAL DAN BERAKHLAK

خيركم من تعلم القران وعلمه

SEBAIK-BAIK KAMU IALAH ORANG YANG BELAJAR AL-QURAN DAN MENGAJARKANNYA



Monday, July 9, 2012

CIRI-CIRI PEMIMPIN DALAM ISLAM

CIRI-CIRI PEMIMPIN DALAM ISLAM

Sekarang kita tahu bahwa pemimpin itu adalah pribadi-pribadi unggul yang memiliki dua karakter asasi yaitu al’ilm dan al quwwat. Maka saatnya kita membedah dua karakter tersebut.


1. AL ‘ILM


Yang dimaksud dengan al-‘ilm (ilmu dan hikmah) tidaklah hanya terbatas pada al-tsaqafah (wawasan). Wa
wasan hanyalah sarana menuju ilmu. Ilmu pada dasarnya adalah rasa takut kepada Allah. Karena itulah Allah berfirman,”Yang takut kepada Allah diantara para hamba-Nya hanyalah para ulama” (QS. Faathir: 28). Ibnu Mas’ud pun mengatakan,”Bukanlah ilmu itu dengan banyaknya riwayat, akan tetapi ilmu adalah rasa takut kepada Allah”.

Namun bagaimana rasa takut itu bisa muncul ? Tentu saja rasa itu muncul sesudah mengenal-Nya, mengenal keperkasaan-Nya, mengenal kepedihan siksa-Nya. Jadi ilmu itu tidak lain adalah ma’rifat kepada Allah. Dengan mengenal Allah, akan muncul integritas pribadi (al-‘adalat wa al-amanat) pada diri seseorang, yang biasa pula diistilahkan sebagai taqwa.

Jadi jelaslah, bahwa pemimpin organisasi da’wah adalah pribadi unggul yang “pembelajar”. Dalam bahasa Al Qur’an “ …kuunuu Robbaniyyiin bima kuntum tu’allimuunal kitaaba wabimaa kuntum tadrusuun (3:79)”. Pemahaman dan penguasaan aqidah, fikrah dan manhaj da’wah menjadi kewajiban dari karakter ini. Aspek manejemen dan kepemimpinan merupakan tuntutan tak terelakkan. Selebihnya ikhwah fillah kita bahas lebih dalam dalam karakter kedua yaitu al quwwat.

2. AL QUWWAT

Mihwar muassasi yang merupakan tangga menuju mihwar dauli, menuntut aktifis da’wah terutama para pemimpinnya untuk lebih serius melakukan “wa’aidduu lahum mas tatha’tum min Quwwat”, guna meningkatkan kualitasnya menjadi rijalud(qiyadah) da’wah, rijalul(qiyadah) ummah wa rijalud(qiyadah) daulah.

Nah menurut saya, ada 5 komponen dominan Al Quwwat yang saya sebut “Asasul khamsah/ the big five”yang bisa mengantarkan pemimpin organisasi da’wah menjadi GREAT LEADER (qiyadatud da’wah-qiyadatul ummah- qiyadatud daulah). 5 komponen dominan tersebut adalah :

2.a. Visioner

Ciri utama pemimpin visioner adalah keteguhannya dalam memegang prinsip (nilai-nilai imani) menjadikannya mampu melihat dengan tajam “big picture”, mampu memvisualisasikannya pada diri dan seluruh pengikutnya. Contoh spektakuler adalah keputusan Rasul untuk menerima perjanjian Hudaibiyah, Abu Bakar mengumpulkan Al Qur’an, dll. Sedangkan terhadap hal yang murunah (flexible secara syar’i) pemimpin visioner sangat “openness to experience”

CARA BERPIKIR TERBUKA, CENDERUNG…

Imaginatif dan kreatif
Lebih menyukai hal-hal baru (novelty) dan keragaman (variety)
Banyak pilihan dan minat
Mengutamakan hal-hal baru yang original
Sangat menghargai emosi
Cenderung fleksibel

CARA BERPIKIR “MUSEUM”, CENDERUNG…

Fokus pada “sekarang” dan “disini”, hal yang kasat mata
Lebih menyukai hal-hal yang rutin dan mekanistik
Sedikit pilihan dan minat
Menyukai hal-hal konvensional
Tidak anggap penting emosi
Cenderung dogmatik

2.b. Pemberani/ Enthusiasm/keterbukaan hati dan telinga (Courageness)

Pemimpin da’wah bekerja selalu dengan hati, terus melakukan terobosan-terobosan baru (inisiatif), dan berani mengambil resiko (risk taker). Contoh praktis pada fase sekarang adalah ; pengembangan organisasi, revitalisasi fungsi lembaga secara serius dan berkelanjutan serta dipastikan benar-benar sampai bawah berjalan semua prosesnya, penerapan ‘semacam penyaringan’ untuk calon-calon pemimpin baru. Demikian pula untuk yang ‘sudah terlanjur’ jadi pemimpin namun belum memenuhi kualifikasi diwajibkan untuk mengikuti pelatihan dengan sangat serius dan dipantau perkembangannya. Ciri lain bisa kita lihat pada bagan dibawah ini;

KETERBUKAAN HATI TINGGI, CENDERUNG…

terpola, metodologis
terorganisir, tertata ( secara bertahap)
menghargai waktu, tepat
dapat diandalkan
disiplin tinggi
ada dorongan/ motivasi kuat
persistensi
bergerak otomatis (self motivated)

KETERBUKAAN HATI RENDAH, CENDERUNG…

spontan, random
tak terorganisir, kacau
terlambat , tidak tepat waktu
kurang bertanggung jawab
semaunya
tidak berambisi
menunda-nunda, mengabaikan tugas
harus didorong-dorong

2.c. Ats- Tsiqah/ Extrovertness (Keterbukaan terhadap orang Lain)

Karakter ini sangat penting, sebagaimana disebutkan oleh Allah SWT. Dalam al Qur’an : “… aziizun ‘alaihi maa ‘anittum hariitsun ‘alaikum bil mu’miniina rouufur rohiim.” (QS. 9:128). Qiyadah da’wah memiliki pengaruh yang kuat, disebabkan karena kepeduliannya pada a’dho dan semua orang. Ia cukup peka terhadap setiap kesulitan a’dho’nya dan berempati pada mereka. Ia bekerja dengan hati dan penuh percaya diri.

Pemimpin yang berkarakter seperti ini akan selalu membangun paradigma KESALINGTERGANTUNGAN, yaitu; -. Dalam prinsip kepemimpinan antar pribadi – BERPIKIR MENANG/MENANG

-. Dalam prinsip komunikasi empatiknya – BERUSAHA MAU MENGERTI DULU BARU DIMENGERTI

-. Dalam prinsip kerjasama kreatifnya – WUJUDKAN SINERG

KETERBUKAAN TINGGI, CENDERUNG…

senang berkawan, bekerja dalam tim
senang mendatangi
lugas
mengukir ‘kesenangan’
tertantang dengan emosi positif
berenergi, bergairah
aktif dalasenang berkawan, bekerja dalam tim
senang mendatangi
lugas
mengukir ‘kesenangan’m pembicaraan
percaya orang lain
percaya diri, penuh keberanian

KETERBUKAAN RENDAH, CENDERUNG…

senang menyendiri
enggan mendatangi orang
menjadi sangat pribadi
bukan pengukir’kesenangan’

datar, kurang “menggigit”
ritme “santai”
pasif, diam
curiga pada orang lain
takut berlebihan

2.d. Al Wafa’/ Keterbukaan Terhadap kesepakatan (Agreeableness)

Pembaharuan, pertumbuhan dan perkembangan membutuhkan sekian banyak kesepakatan-kesepakatan, keputusan-keputusan. Disinilah tanggung jawab pemimpin dipertaruhkan “… wakullukum mas’uulun ‘an Ra’iyyatihi…”. Pemimpin bertanggung jawab besar untuk mengawal dan memastikan diri berkomitmen tinggi untuk merealisasikannya, demikian pula pemimpin-pemimpin dibawahnya (kabid, kadep, kadiv, kabag, kabiro, dll.).

KETERBUKAAN TINGGI, CENDERUNG…

komitmen dengan kesepakatan-kesepakatan
mempercayai
mau melimpahkan wewenang
kooperatif
suka memberi, bersahabat
mau menerima
siap berkorban

KETERBUKAAN RENDAH, CENDERUNG…

mengabaikan kesepakatan
skeptis ( ragu-ragu)
arogan
enggan bekerja sama
menolak/ kasar
agresif
menghindar/ enggan berkorban

2.e. Istiqamah/ Kegigihan terhadap tekanan-tekanan

Salah satu unsur terpenting dalam organisasi da’wah adalah Istimrariyatut Tarbiyyah. Tarbiyah ini bagaikan ibu bagi organisasi da’wah yang akan melahirkan futuhat di bidang-bidang yang lainnya. Tarbiyahlah yang melahirkan futuhat di bidang siyasi ( legislatif ataupun eksekutif, di berbagai tingkatannya), futuhat di bidang sosial, dll. Karakter pemimpin yang paling dibutuhkan untuk menjaga istimrariyatut tarbiyah ini adalah Istiqamah/ Kegigihan terhadap berbagai tekanan, misalnya dominasi/tekanan politik, dominasi/ tekanan ekonomi, social, dll. Ciri-ciri pemimpin yang berkarakter seperti ini adalah;

KEGIGIHAN TINGGI

kalem, kenyal
tidak takut
tidak emosional
terkendali
resisten terhadap godaan
tidak mudah cemas

KEGIGIHAN RENDAH

mudah bersedih
pencemas, gelisah
mudah marah, tak terkendali
ekspresif
mudah tergoda(impulsif)
sering nerveous

Dengan karakter ini, dalam fase apapun, mihwar apapun, di bawah tekanan dan acaman seperti apapun niscaya pemimpin organisasi da’wah tetap mampu mengawal ummat dengan da’wah sampai pada tujuan asasinya dengan tetap pada relnya yaitu mardhatillah/ ridha Allah swt( lillah-ma’alloh-ilalloh).
والله اعلم

No comments:

Post a Comment