Mari kita Belajar Meneladani Kepemimpinan Abu Bakar As Sidiq
Abu
Bakar As Sidiq, salah satu khalifah terbaik sepanjang
sejarah.Sepeninggal Rasulullah SAW ia pun diangkat menjadi Khalifah.Di
hadapan rakyatnya ia mengucapkan sebuah pidato yangmerupakan pernyataan
pertama setelah ia memangku jabatan sebagai Khalifah. Setelah mengucapkan puji syukur kepadaAllah Abu Bakr radiallahu ‘anhu berkata:
” Saudara-saudara. Saya sudah terpilih untuk rnemimpin kamu sekalian, dan saya bukanlah orang yang terbaik di antara kamu sekalian. Kalau saya berlaku baik, bantulah saya. Kebenaran adalah suatukepercayaan, dan dusta adalah pengkhianatan. Orang yang lemah di kalangan kamu adalah kuat di mata saya, sesudah haknya saya berikankepadanya,
insya Allah, dan orang yang kuat buat saya adalah lemah sesudah haknya
nanti saya ambil ,insya Allah. Apabila ada golonganyang meninggalkan perjuangan di jalan Allah, maka Allah akan menimpakan kehinaan kepada mereka. Apabila kejahatan itu sudah meluaspada suatu golongan, maka Allah akan menyebarkan bencana kepada mereka. Taatilah saya selama saya taat kepada (perintah) Allah dan Rasul-Nya. Tetapi apabila saya melanggar (perintah) Allah dan Rasulullah maka gugurlah kesetiaanmu kepada saya. Laksanakanlah salat kamu,Allah akan merahmati kamu sekalian.”
Ungkapan
Abu Bakar As Sidiq diatas sesungguhnya mencerminkan sebuah ketulusan,
keikhlasan, dan rasa tanggung jawab, serta sebuah kesadaran bahwa ia
sebagai pemimpin tidak akan berarti apa – apa jika tanpa dukungan orang
sekitarnya,posisi yang ia capai adalah wujud kepercayaan padanya.Atas
kepercayaan tersebut ia tiada mengenal lelah menyusuri tiap lorong,
mendengarkan keluh kesah rakyatnya,dan melakukan kebijakan yang
mensejahterakan mereka.
Jika
kita lihat potret berbangsa kita dewasa ini, akan sangat kontradiktif,
dengan mudah kita jumpai seorang pejabat yang telah terpilih dalam
memangku jabatan untuk mengurusi rakyat dengan bangganya meninggalkan rakyatnya.Walaupun tidak semuanya demikian.
Ungkapan
saat dipromosikan/ kampanye, tanpa batas mengumbar janji – janji manis,
masuk lorong sempit, turun ke pasar-pasar,menghampiri wong cilik, dan
semacamnya. Pada intinya masa kampanye adalah masa tebar pesona.
Namun,ketika
putaran waktu berganti, ketika rakyat telah memilihnya ia pun berubah,
pejabat tersebut sulit ditemui,ia hanya akan berbicara dari “menara” dan
pusaran “singasananya”,kebijakannya pun segera berubah, dari pro rakyat
menjadi pro golongan,kelompok, bahkan wujud terima kasih ia pun mati
matian untuk partainya.
Rakyat
hanya bisa menghela nafas panjang, sembari berdo’a, semoga yang sedang
bertahta kembali dalam kebenaran, kembali membuka catatannya saat
kampanye, ketika janji diucapkan.
Abu
Bakar As Sidiq dengan keberanian dan keteguhan hatinya-pun
mempersilakan rakyatnya mengkritisinya, bahkan meninggalkannya jika ia
(sebagai pemimpin) keluar dari jalan kebenaran.
Pidato
Abu Bakar tersebut mengajarkan pada kita bahwa seorang yang berkuasa
harus selalu siap untuk dikritik, mendengarkan keluhan rakyatnya, bukan
rakyat yang selalu harus mendengarkan curhatan hatinya,kegalauannya,dan
kecemasannya.
Lihatlah
mereka yang hanya bisa beristirahat di bawah kolong jembatan,lihatlah
mereka yang bergelut dengan sampah, lihatlah mereka yang terbujur kaku
karena kelaparan, lihatlah…lihatlah…Semua mereka sesungguhnya sangat
terancam, namun mereka tiada mengeluh karena bisa jadi mereka sudah tahu
tidak akan didengarkan.
Abu
Bakar As Sidiq adalah seorang khalifah yang luar biasa
kepekaannya.Tiada berlebihan mencoba mentransfer nilai kepemimpinan
beliau .
Harapan itu masih ada.Penguatan
tersebut sangat mutlak diyakini oleh kita sebagai rakyat, kita tidak
mesti berputus asa ditengah penguasa yang hanya meminta untuk
didengarkan tapi anti mendengarkan duka rakyatnya.Kita tetap senantiasa
berikhtiar sembari berdo’a, Tuhan mengetuk pintu sang penguasa dan
semoga pula kita tidak salah dalam menetukan pilihan.Menentukan pemimpin
yang kita yakini mampu member perubahan berarti bagi kesejahteraan
rakyat, pemimpin yang mudah ditemui, mau mendengarkan, dan ikhlas
berbuat.
Semoga
akan lahir pemimpin…yang mampu mentransfer kebenaran dalam tugasnya,
dan memaknai / meneladani sejarah tidak terkecuali sejarah kepemimpinan
seorang Abu Bakar As Sidiq.
Amien…!!!